Simak! 5 Penyebab Fimosis pada Pria dan Cara Penanganannya

Tidak perlu khawatir, fimosis serahikan pada dokter ahli andrologi di Klinik Apollo.
Categories: Andrologi

Klinik ApolloFimosis atau phimosis adalah kondisi yang dapat memengaruhi pria dari segala usia, namun dengan penanganan yang tepat, masalah ini dapat teratasi tanpa menyebabkan komplikasi serius.

Penyebab fimosis sangat beragam, mulai dari faktor fisiologis pada anak-anak hingga peradangan, jaringan parut, dan kebersihan yang buruk pada pria dewasa.

Jika mengalami gejala atau kesulitan menarik kulit kulup, segera berkonsultasi dengan dokter ahlo andrologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Jangan ragu untuk menangani masalah ini sejak dini agar kesehatan dan kenyamanan Anda tetap terjaga. Simak 5 penyebab fimosis pada pria dan cara penanganannya berikut ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

1. Phimosis Fisiologi

Phimosis fisiologis merupakan kondisi alami yang terjadi pada bayi dan anak-anak.

Pada tahap awal kehidupan, kulit kulup secara alami melekat pada kepala penis dan biasanya baru bisa Anda tarik ke arah belakang seiring bertambahnya usia.

Pada sebagian besar anak, kulit kulup akan mulai terpisah dengan sendirinya antara usia 3 hingga 7 tahun.

Kondisi ini normal dan tidak memerlukan penanganan khusus kecuali menyebabkan ketidaknyamanan atau infeksi.

2. Peradangan atau Infeksi Kulup (Balanitis)

Salah satu penyebab phimsis pada pria dewasa adalah peradangan atau infeksi pada kulit kulup yang terkenal sebagai balanitis.

Balanitis penyebabnya oleh kebersihan yang buruk, infeksi jamur, atau bakteri.

Ketika terjadi peradangan, kulit kulup bisa menjadi bengkak dan kaku, sehingga sulit atau bahkan tidak mungkin untuk Anda tarik ke arah belakang.

Kondisi ini memerlukan penanganan medis agar tidak berlanjut menjadi phimosis kronis.

3. Jaringan Parut Akibat Cedera

Phimosis juga penyebabnya oleh adanya jaringan parut pada kulit kulup, yang terbentuk akibat cedera atau trauma.

Luka yang tidak sembuh dengan baik atau infeksi yang berulang (kambuh) dapat menyebabkan kulit menjadi kaku dan mengurangi elastisitasnya.

Akibatnya, pria dengan kondisi ini mengalami kesulitan menarik kulit kulup ke arah belakang.

Jaringan parut yang berkembang dari luka atau infeksi harus segera tertangani untuk mencegah phimosis memburuk.

4. Kebersihan yang Buruk

Kebersihan yang tidak memadai di area genital dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan, yang pada akhirnya dapat memicu fimosis.

Smegma, yaitu cairan yang produksinya oleh kulit kulup, bisa menumpuk dan menyebabkan iritasi jika tidak Anda bersihkan secara rutin.

Iritasi ini bisa memicu peradangan yang menyebabkan phimosis.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan area genital sangat penting untuk mencegah masalah ini.

5. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis seperti kencing manis dapat meningkatkan risiko pria mengalami phimosis.

Kencing manis dapat menyebabkan infeksi berulang (kambuh) pada area genital karena kadar gula darah yang tinggi, yang membuat area tersebut lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan jamur.

Seiring waktu, infeksi berulang (kekambuhan) ini dapat menyebabkan peradangan kronis dan menyebabkan phimosis.

Cara Penanganan Fimosis

Ada berbagai cara untuk menangani phimosis, tergantung pada tingkat keparahannya.

Berikut beberapa metode yang umum dapat Anda lakukan:

1. Krim Kortikosteroid

Penggunaan krim kortikosteroid dapat membantu melembutkan dan meregangkan kulit kulup.

Krim ini biasanya Anda oleskan selama beberapa minggu untuk meningkatkan elastisitas kulit, sehingga kulit kulup bisa lebih mudah Anda tarik ke arah belakang.

2. Peregangan Manual

Untuk peregangan manual dilakukan dengan hati-hati, biasanya bersamaan dengan penggunaan krim kortikosteroid.

Dan peregangan dilakukan secara bertahap untuk menghindari rasa sakit atau cedera, dan harus dilakukan sesuai petunjuk dokter ahli andrologi.

3. Sunat (Sirkumsisi)

Sunat adalah prosedur pengangkatan seluruh atau sebagian kulit kulup.

Ini adalah solusi permanen untuk phimosis dan umumnya terjadi jika metode lain tidak efektif atau jika phimosis menyebabkan infeksi berulang (kambuh), nyeri, atau gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

Sunat bisa Anda lakukan pada anak-anak dan pria dewasa.

4. Operasi Alternatif (Preputioplasti)

Bagi pria yang ingin menghindari sunat, prosedur preputioplasti bisa menjadi pilihan.

Operasi ini melibatkan pemotongan kecil di kulit kulup untuk memperluas lubang, sehingga kulit bisa Anda tarik kembali tanpa perlu menghilangkan seluruh kulup.

5. Pengobatan Infeksi

Jika phimosi penyebabnya oleh infeksi atau peradangan, pengobatan pertama biasanya fokus pada mengatasi infeksi dengan antibiotik atau antijamur.

Setelah infeksi terkontrol, barulah perawatan phimosis berlanjut sesuai dengan kondisi pasien.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Solusi Tepat Mengatasi Fimosis di Klinik Apollo

Kenali penyebab phimosis pada pria dan cara penanganannya! Phimosis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, infeksi, hingga gangguan kesehatan lainnya jika tidak tertangani dengan baik.

Klinik Apollo Jakarta menyediakan solusi medis terbaik untuk mengatasi fimosis, mulai dari pengobatan dengan krim, peregangan, hingga prosedur sunat yang aman dan nyaman.

Jangan biarkan phimosis mengganggu kualitas hidup Anda! Segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter ahli andrologi di Klinik Apollo Jakarta untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Segera hubungi kami melalui WhatsApp di nomor 0812-1230-6882 atau kunjungi kontak kami di website untuk informasi lebih lanjut.

About the Author: Yulia

Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.