Herpes Genital: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Komplikasi

Klinik Apollo Herpes genital adalah penyakit menular seksual (PMS) yang secara umum disebabkan oleh infeksi virus.

Penularan utamanya melalui hubungan seksual. Selain itu, ibu hamil juga bisa menyebarkan infeksi kepada buah hati.

Herpes genital termasuk penyakit yang bisa membahayakan penderita. Akan tetapi, bagi orang dewasa, penyakit yang menular ini tidak berbahaya ataupun mengakibatkan kematian. Sekalipun herpes tetap berada dalam tubuh, mengobatinya menjadi aspek yang penting.

Apabila herpes tidak diobati, penderita akan memiliki risiko yang tinggi terkena komplikasi.

Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai berbagai aspek herpes genital, mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, hingga komplikasi.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Itu Herpes Genital?

Herpes Genital: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Komplikasi

Img: klinikapollo.net

Herpes genital atau herpes kelamin adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV).

Virus ini dapat menular melalui kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi.

Orang yang terinfeksi virus HSV dapat merasakan nyeri, gatal, dan luka di daerah kemaluannya.

Akan tetapi, banyak dari mereka yang tidak sadar karena tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun.

Dampaknya, penyakit seksual ini bisa menyebarkan infeksinya dengan mudah tanpa penderita ketahui.

Sesuai dengan yang telah disinggung di atas, Anda harus berhati-hati dengan HSV. Sekali terinfeksi, virus dapat berada dalam tubuh dan infeksinya berlangsung seumur hidup.

Faktor Penyebab Infeksi HSV

Penyebab utama dari herpes genital adalah virus herpes simpleks tipe-2 (HSV-2). Namun, penyakit kelamin ini juga dapat disebabkan oleh HSV-1.

Nah, HSV tipe 1 umumnya mengakibatkan luka atau lecet di area sekitar mulut.

Wanita lebih rentan mengalami penyerangan virus HSV daripada pria. Selain itu, virus herpes lebih mudah menginfeksi orang yang mempunyai kekasih seksual lebih dari satu, tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang mumpuni, dan bercinta tanpa pengaman.

Virus HSV dapat menular melalui kontak kulit dan menyebar ke organ intim saat sepasang kekasih melakukan hubungan seksual.

Di sisi lain, HSV-2 bisa menular melalui kontak seksual dan kulit sekalipun pengidapnya tidak mempunyai luka terbuka.

Berikut penjelasan mengenai virus HSV-1 dan HSV-2  yang menyebabkan herpes simpleks.

a. HSV-1

Virus herpes simpleks tipe-1 (HSV-1), juga dikenal sebagai herpes oral merupakan virus yang umumnya berkaitan dengan infeksi pada area mulut dan wajah. Namun, ini juga dapat memicu gejala di area kelamin.

Setelah infeksi awal, virus HSV-1 dapat tetap berada dalam tubuh dan menjadi laten (tidak aktif).

Namun, virus ini dapat kembali aktif, terutama dalam situasi tertentu seperti stres, paparan sinar matahari berlebihan, atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

b. HSV-2

HSV-2 tidak hanya terbatas pada organ intim saja, tetapi virus tersebut juga dapat menginfeksi mulut atau area lain di tubuh manusia.

Ciri-ciri dari infeksi HSV-2 dapat meliputi munculnya luka, alat kelamin gatal atau nyeri.

Selain itu, penderita juga bisa merasakan gejala flu ringan, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan.

Sebagian penderita mungkin mengalami serangan berulang dari waktu ke waktu.

Gejala Herpes Simplex Virus

Ciri-ciri herpes kelamin bisa sangat beragam, tergantung pada serangan infeksi awal atau kekambuhan.

Walaupun demikian, banyak orang yang terinfeksi virus ini tidak pernah mengalami gejala apa pun.

Berikut penjelasan mengenai fase gejala herpes genital.

a. Tahap pertama

Pada umumnya, tahap pertama atau episode pertama herpes jenis ini adalah yang paling parah dan gejalanya lebih berat pada wanita daripada pria.

Tahap pertama biasanya muncul beberapa minggu setelah terinfeksi virus dan dapat menyembuh dalam 2 hingga 3 minggu.

Tanda-tanda tahap awal termasuk lenting-lenting di daerah kelamin. Pada wanita, area yang paling sering terkena meliputi vagina, vulva, bokong, anus, dan paha. Sedangkan para pria, biasanya terjadi di penis, skrotum, anus, bokong, dan paha.

Gejala utamanya adalah lenting-lenting yang berubah menjadi ulkus yang sangat menyakitkan. Lenting-lenting baru bisa muncul hingga 5-7 hari setelah yang pertama.

Kelenjar getah bening di lipat paha juga dapat membengkak dan menyebabkan nyeri. Selain itu, gejala flu, seperti nyeri sendi, demam, sakit kepala, dan sakit saat buang air kecil juga dapat terjadi.

Pada beberapa kasus, penderita dapat mengalami gejala yang lebih krusial, seperti sakit kepala yang disertai mual, muntah, dan susah buang air kecil.

Gejala-gejala tersebut terjadi apabila infeksi menyerang sistem saraf.

Pasangan yang berhubungan seks anal dapat mengalami nyeri saat buang air besar (BAB). Gangguan tersebut terjadi akibat proktitis, peradangan pada rektum atau anus. Di samping itu, laki-laki yang berhubungan sesama jenis lebih rentan terhadap kondisi ini.

b. Tahap laten

Tahap selanjutnya adalah laten. Laten memungkinkan virus HSV untuk melakukan pergerakan ke saraf dasar tulang belakang.

Ini terjadi setelah penyerangan atau episode pertama. Mikroorganisme ini akan tidak aktif (dorman) dalam jangka waktu tertentu.

c. Tahap berulang

Virus herpes genital, HSV-2, bisa menginfeksi kembali ketika berpindah dari saraf ke permukaan kulit.

Tahap berulang atau kekambuhan ini lebih ringan daripada serangan awal.

Pada tahap pertama, lenting dan ulkus bisa muncul baik di area yang sama maupun di tempat lain.

Lenting juga bisa timbul di area-area yang tidak berkontak langsung. Misalnya, lenting muncul di sekitar anus tanpa riwayat seks anal.

Mengenai kekambuhan, fenomena tersebut sering terjadi pada orang yang sebelumnya menderita herpes kelamin.

Ada sekitar 50 persen orang dengan kekambuhan herpes mengalami gejala sebelum muncul ulkus.

Ini disebut dengan prodromal, gejala yang muncul sebelum terjadi suatu gangguan.

Gejalanya mencakup gatal-gatal, kesemutan, hingga nyeri di area bokong, tepatnya di tungkai bawah, atau pinggul.

Kekambuhan cenderung lebih jarang dan lebih ringan setelah tahun pertama.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Diagnosis dan Pengobatan

Penting untuk mendapatkan diagnosis terkait herpes yang terjadi akibat HSV-2 untuk memastikannya.

Dokter dapat melangsungkan pemeriksaan dengan berbagai metode.

Berikut adalah beberapa cara diagnosis herpes kelamin:

  • Swab: dokter menggunakan tes amplifikasi asam nukleat (NAT) dari sampel kulit, kerak, atau cairan yang terkandung dalam lesi. Untuk mendapatkan sampel, dokter mengusap area kulit yang terinfeksi secara lembut.
  • Tes darah: terdapat dua jenis tes darah, yaitu tes untuk mendeteksi antibodi pasien dan untuk mengulik antibodi pada semua jenis herpes yang mungkin telah pengidap miliki. Pembentukan antibodi ini membutuhkan masa sekitar dua minggu agar efektif melawan infeksi.

Setelah mendapatkan hasil tes, dokter mungkin akan memberikan obat untuk menyembuhkan herpes. Sayangnya, tidak ada obat untuk mengatasi herpes.

Akan tetapi, dokter dapat memberikan obat antivirus dalam bentuk krim, salep, pil, atau infus untuk membantu mengatasi gejala herpes genital dan kekambuhan.

Ketika virus dalam keadaan tidak aktif (dorman) dan tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak membutuhkan pengobatan.

Lebih jelasnya, pengobatan herpes memiliki berbagai tujuan meskipun virus HSV tidak bisa dihilangkan. Tujuannya adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat penanganan gejala yang muncul pada tahap pertama.
  • Mengurangi durasi gejala dan tingkat dari dampak yang timbul.
  • Mengurangi tingkat penyakit kelamin ini untuk muncul kembali.
  • Menanggulangi penularan yang bisa saja terjadi kepada orang lain.

Apabila Anda mengalami herpes dan dalam masa mengobati kondisi medis tersebut, makanan yang penuh nutrisi dan gizi tinggi dapat membantu menyembuhkan gejala. Misalnya, buah-buahan dan sayuran hijau.

Selain memakan makanan yang bergizi, jangan sampai luka di tubuh Anda menjadi kotor. Jadi, Anda harus menjaganya agar tetap kering dan bersih.

Metode Pencegahan

Belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi herpes. Jadi, Anda bisa menggunakan kondom lateks untuk mengurangi risikonya. Namun, kondom tidak seratus persen menghilangkan risiko herpes.

Alasan mengapa kondom tidak dapat menjadi pencegahan yang maksimal adalah virus HSV yang bisa muncul di area yang tidak tertutup alat pengaman.

Pencegahan yang tepat untuk herpes genital adalah tidak melakukan kontak seksual, berada dalam hubungan monogami jangka panjang, dan menghindari berbagi alat bantu seksual.

Komplikasi Herpes Genital

Saat herpes menyerang area kemaluan seseorang, terdapat beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi meskipun jarang.

Komplikasi kecil yang dapat terjadi disebabkan oleh herpes jenis ini adalah sebagai berikut:

  • Peradangan di sekitar kandung kemih dan anus yang dapat menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri.
  • Mengalami meningitis, terjadi ketika virus menyebar, dapat menyebabkan peradangan selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Akan tetapi, dampaknya termasuk ringan sehingga bisa sembuh tanpa perawatan khusus.
  • Masalah kehamilan akan terjadi apabila ibu hamil yang terinfeksi virus herpes tidak mengobati penyakitnya–dapat menularkan infeksi kepada bayi.

Penyakit herpes, termasuk yang menyerang genital perlu dicegah. Selain terhindar dari infeksi yang bisa berada dalam tubuh selamanya, Anda tidak akan merasakan gejala yang merepotkan dan mengkhawatirkan.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Atasi Infeksi Herpes Genital di Klinik Apollo

Seperti pembahasan di atas, herpes genital atau herpes kelamin adalah salah satu infeksi menular yang berbahaya, dan dapat menimbulkan komplikasi ketika terlambat mendapat penanganan di awal.

Penyakit herpes ini memiliki 2 tipe, yaitu HSV tipe 1 dan HSV tipe 2. Mungkin keduanya memiliki gejala yang cukup berbeda, tetapi dampaknya bagi kesehatan sama-sama membahayakan. Misalnya seperti terjadi kerusakan permanen organ-organ penting dalam tubuh.

Perlu Anda ketahui, Herpes Simplex Virus ini adalah virus yang sangat mudah sekali menyebar. Jika tidak segera ditangani, mungkin saja orang-orang terdekat Anda bisa terinfeksi.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa konsultasikan dengan kami di Klinik Apollo dengan bantuan dokter spesialis profesional. Lalu, kami juga memiliki layanan konsultasi yang bisa Anda akses secara online dan gratis, kami siap membantu Anda selama 24 jam.