Mengenal Infeksi Saluran Kemih Lebih Dalam, Apa Pengertiannya?
Klinik Apollo – Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan permasalahan medis berupa infeksi yang terjadi di sistem urinaria.
Saluran kemih memiliki tugas utama, yaitu menjadi tempat penyimpanan sekaligus pengelola air seni sebelum dikeluarkan dari tubuh manusia.
Ginjal, ureter, uretra, dan kandung kemih merupakan empat organ yang termasuk saluran perkemihan, yang tidak bisa lepas dari berbagai kondisi medis. Jika terkena infeksi, fungsi dari bagian ini akan terhambat.
Perlu adanya pemahaman mengenai ISK yang mencakup pengertian dan jenis-jenisnya. Aspek-aspek tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengantisipasi jika kondisi medis ini menyerang Anda.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Apa Itu Infeksi Saluran Kemih?
Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang melibatkan organ-organ sistem kemih. Penyebab ISK yang paling umum adalah bakteri.
Sering kali, kondisi ini dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Sekalipun beragam, infeksi lebih sering terjadi di kandung kemih dan uretra.
Wanita memiliki anatomi yang berbeda dari laki-laki, khususnya uretra. Uretra mereka lebih pendek dan berbentuk lurus sehingga bakteri lebih mudah masuk ke uretra. Ini untuk kasus uretritis yang juga bagian dari ISK.
Seperti yang sudah diterangkan di atas mengenai fungsi saluran urinaria, untuk proses mengelola urine, dimulai dengan memfiltrasi zat-zat sisa dalam darah oleh ginjal, kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine.
Lalu, urine mengalir melalui ureter dari ginjal menuju kandung kemih, di mana urine ditampung sebelum dibuang melalui saluran uretra. Pembuangan menjadi tidak normal apabila sistem perkemihan terhambat.
Infeksi saluran kemih dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Namun, selama perawatan medis berlangsung, penderita harus menghindari aktivitas seksual agar penyakitnya tidak semakin parah.
Jenis-Jenis Infeksi Saluran Kemih
Saluran kemih terdiri atas dua bagian, masing-masing mencakup dua organ. Saluran kencing yang terletak sebelum kandung kemih (bagian atas) mencakup ginjal dan ureter, sementara bagian bawah meliputi ginjal dan uretra.
Berdasarkan bagiannya, berikut adalah jenis-jenis infeksi saluran kemih yang umum terjadi.
1. Cystitis
Cystitis adalah peradangan yang timbul akibat infeksi di kandung kemih. Sederhananya, kandung kemih yang meradang akan mengalami kemerahan, iritasi, dan pembengkakan.
Pada sebagian kasus, cystitis bisa sembuh tanpa pengobatan. Namun, kadang kala dapat mengakibatkan infeksi menuju ke ginjal sehingga pengidap membutuhkan bantuan medis. Pertolongan dibutuhkan kalau gejala tidak membaik.
a. Penyebab
Cystitis dapat disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi. Pada kasus yang terkait dengan infeksi, bakteri yang menyebabkan peradangan kandung kemih adalah Escherichia coli.
Adapun faktor risiko dari cystitis, yaitu berjenis kelamin wanita, tidak tuntas ketika berkemih (kandung kemih tidak sepenuhnya kosong), menggunakan diafragma alat kontrasepsi), dan mencuci kemaluan dari belakang ke depan setelah buang air kecil (BAK).
Sementara cystitis noninfeksi terjadi karena iritasi kandung kemih. Terdapat beberapa pemicu dari iritasi yang dapat menyebabkan cystitis noninfeksi, antara lain kandungan parfum di sabun, aktivitas seksual, radioterapi, dan perubahan hormon saat kehamilan atau menopause.
b. Gejala
Adapun gejala infeksi saluran kemih ini (cystitis), yaitu perubahan urine, sering berkemih, adanya sensasi terbakar, merasa lemas, ada darah dalam urine (hematuria), mengalami demam, kram di perut, dan nyeri punggung.
c. Diagnosis dan pengobatan
Dokter dapat mendiagnosis cystitis menggunakan beberapa metode, yakni pemeriksaan fisik, wawancara medis, dan penunjang.
Metode pemeriksaan penunjang untuk pasien cystitis, antara lain tes urine, sistoskopi, dan pemeriksaan radiologi. Metode radiologi dilangsungkan dengan menggunakan sinar laser atau ultrasonografi (USG).
Adapun pengobatan cystitis adalah menggunakan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Biasanya akan sembuh dalam waktu beberapa hari.
Di samping itu, pasien yang mengidap cystitis interstitial, mungkin dokter merekomendasikan untuk mengubah pola hidup. Misalnya, menghindari aktivitas merokok dan menjauhi minuman beralkohol.
d. Komplikasi
Cystitis yang tidak diobati akan menimbulkan sejumlah komplikasi, yaitu kista kandung kemih, infeksi ginjal, dan infeksi kandung kemih.
e. Pencegahan
Anda bisa mencegah peradangan kandung kemih supaya tidak mengalami gejala-gejala seperti di atas.
Pencegahan cystitis adalah rutin minum air, tidak memakai produk pembersih yang berpewangi, mengenakan celana yang berbahan lembut, menggunakan pakaian dalam yang tidak ketat, dan lakukan penyekaan dari depan ke belakang saat membersihkan vagina.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
2. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra yang bisa disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus. Sementara itu, uretra merupakan saluran yang mengalirkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh.
Bakteri dan virus yang mengakibatkan uretritis biasanya berasal dari penyakit menular seksual (PMS). Kendati demikian, iritasi juga dapat menyebabkan penyakit ini. Contohnya adalah antiseptik dan spermisida.
Berikut adalah serba-serbi dari uretritis atau peradangan uretra.
a. Penyebab
Penyebab uretritis adalah bakteri, parasit, dan virus. Akan tetapi, bakteri merupakan penyebab yang paling umum.
Kondisi medis yang dapat disebabkan oleh infeksi, terbagi menjadi dua macam, yaitu uretritis gonore dan non-gonore.
Apabila penyebabnya adalah infeksi virus, beberapa jenis virusnya, yaitu herpes simplex virus (HSV), human papillomavirus (HPV), dan cytomegalovirus (CMV).
Tidak hanya infeksi, uretritis terpicu oleh cedera, iritasi, atau peka terhadap bahan kimia yang digunakan dalam alat kontrasepsi seperti spermisida, sabun, dan krim.
b. Gejala
Gejala uretritis pada pria dan wanita memiliki perbedaan sekalipun sedikit. Beberapa individu mungkin juga tidak menunjukkan gejala yang nyata, terutama pada wanita.
Di sisi lain, pada pria, gejala uretritis mungkin tidak terlihat jika kondisi tersebut muncul akibat klamidia atau infeksi trikomoniasis.
Gejala uretritis pada wanita, yaitu keputihan abnormal, sakit panggul, perih saat berhubungan intim, sering berkemih, demam, menggigil, sakit perut, dan gatal-gatal.
Di samping itu, ciri-ciri uretritis pada pria mencakup hematuria, nyeri saat ejakulasi, keluar cairan putih dari alat kelamin, sensasi hangat saat buang air kecil, penis bengkak, dan sebagainya.
c. Diagnosis dan pengobatan
Pertama, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan pasien terlebih dahulu saat diagnosis uretritis. Kemudian, dokter mungkin menanyakan soal riwayat seksual.
Setelah itu, mungkin dokter akan merekomendasikan sejumlah tes diagnosis uretritis, di antaranya tes urine, tes darah, kultur vagina, sistoskopi, USG, dan uji asam nukleat (NAT).
Dokter melakukan tes urine untuk menguji apakah ada bakteri atau virus. Kemudian tes darah. Tes darah dilakukan untuk melihat kemungkinan penyakit.
Pada wanita yang mungkin mengalami uretritis, mungkin dokter juga akan menguji sampel keputihan pasien. Dokter mengambil sampel tersebut dengan memasukkan kapas ke dalam Miss V.
Di sisi lain, dokter juga dapat menggunakan sistoskopi untuk melihat masalah di saluran kemih menggunakan alat teleskop tipis bernama sistoskop. Ahli medis memasukkan alat tersebut ke dalam saluran uretra.
Untuk melihat gambaran jelas dari bagian dalam panggul, dokter menggunakan metode USG. Terakhir, DNA dan RNA virus tampak dengan uji asam nukleat (NAT).
Uretritis yang merupakan jenis dari infeksi saluran kemih dapat diobati dengan antibiotik (infeksi) dan sembuh. Obat dapat diminum selama 6 pekan. Selama pengobatan, hindari hubungan intim.
d. Komplikasi
Komplikasi uretritis pada wanita, yaitu radang panggul, peradangan serviks, infeksi kandung kemih, dan infeksi vagina (vaginitis).
Sementara itu, uretritis dapat menyebabkan komplikasi pada pria apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, di antaranya radang epididimis, infeksi testis, infertilitas, cystitis, dan prostatitis.
e. Pencegahan
Cara mencegah uretritis, yaitu menggunakan pengaman saat berhubungan badan, setia pada satu pasangan, terhidrasi dengan baik, buang air kecil setelah berhubungan, menjaga kebersihan organ reproduksi.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Dampak Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat memiliki dampak yang signifikan baik secara fisik maupun psikologis.
Secara fisik, ISK dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, demam, dan nyeri di daerah panggul.
Tanpa perawatan medis yang benar, infeksi juga dapat menyebabkan komplikasi serius. Contohnya adalah infeksi ginjal.
Sementara dari segi psikologis, infeksi saluran kemih dapat membuat penurunan kualitas hidup seseorang. Rasa tidak nyaman dan nyeri yang terkait dengan infeksi dapat menyebabkan stres dan kecemasan.
Infeksi yang berulang juga dapat menyebabkan frustrasi dan kelelahan secara kronis. Selain itu, perasaan malu atau tidak nyaman saat mencari perawatan medis juga dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional seseorang.
Oleh karena itu, penting bagi pengidap ISK untuk mencari pertolongan medis yang tepat dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan.
Selain itu, dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman juga penting untuk membantu mengatasi dampak psikologis yang mungkin timbul akibat infeksi saluran kemih.